• Klikdigital
  • Posts
  • 🛒 Marketing Kok Pakai Ilmu Saraf?

🛒 Marketing Kok Pakai Ilmu Saraf?

Saat Ilmu Ekonomi dan Ilmu Saraf Bersatu

Pernah gak sih saat ingin beli sesuatu, kamu bikin catatan kecil yang isinya alasan kenapa kamu harus beli barang tersebut? Misalnya mau beli handphone. Kamu riset-riset dulu perbandingan spesifikasi, harga, bahkan sampai baca review orang-orang terhadap produk tersebut. Padahal sih sebenarnya kamu sudah punya pilihan mau beli produk yang mana. Ternyata hal ini terjadi karena logika dan perasaan FOMO (takut ketinggalan) yang ada di pikiran kamu.

In Today’s Email:

  • Saat Ilmu Ekonomi dan Ilmu Saraf Bersatu

  • Perusahaan Besar yang Sudah Menerapkan Strategi Ini

TOP STORY

Saat Ilmu Ekonomi dan Ilmu Saraf Bersatu

Menurut data dari HBR yang kita kutip dari instagramnya @dnvb.id, ternyata emosional manusia yang muncul pas mau beli sesuatu bisa dipengaruhi lagi pakai Neuromarketing. Strategi ini adalah penggabungan antara dua keilmuan, yaitu neuroscience (ilmu saraf) dan marketing (ilmu pemasaran). Bahasa paling sederhananya adalah menerapkan ilmu saraf ke strategi marketing. 

Masih data dari HBR yang juga kita kutip dari instagramnya @dnvb.id, untuk bisa menggunakan strategi neuromarketing ini, diperlukan alat semacam pemindai saraf otak. Alat ini yang akan memberikan data tentang apa yang disukai otak manusia setiap melihat produk atau iklan. Melalui data ini, brand bisa mulai memprediksi produk apa yang lagi diinginkan customer.

Neuromarketing pertama kali muncul di tahun 2001. Awalnya strategi ini memicu kontroversi di beberapa kalangan. Tapi akhirnya, saat ini neuromarketing sudah mulai diterima dan terbukti mampu meningkatkan efektivitas pemasaran.

BEST TOOLS

Sekarang, udah bukan zamannya lagi punya banyak nomor hotline bisnis. Cukup satu nomor WhatsApp, bisa diakses oleh banyak admin / customer service. 

Dengan begini, tim kamu dapat bekerja lebih efisien dalam menangani pesan masuk, menjawab pertanyaan pelanggan, dan mengelola permintaan pelanggan.

Perusahaan Besar yang Sudah Menerapkan Strategi Ini

Pada tahun 2011, Hyundai menerapkan Neuromarketing EEG (Electroencephalogram atau sensor yang ditempatkan di kulit kepala pelanggan untuk melacak perubahan aktivitas otak dalam sepersekian detik) pada 15 pria dan wanita untuk memahami apa yang sebenarnya pelanggan inginkan dan jenis mobil seperti apa yang mereka sukai. Studi yang dilakukan ini menggunakan rangsangan dari tiga segi, yaitu secara umum, perasaan, dan pikiran. 

Strategi ini dilakukan Hyundai untuk melihat adanya bagian berbeda pada mobil yang mereka keluarkan. Dengan begini, ketika ada perbedaan yang membuat pelanggan merasa tidak nyaman, maka Hyundai bisa segera memperbaikinya. Hasil dari studi ini, pelanggan menginginkan perubahan pada eksterior mobil dan Hyundai melakukan perubahan tersebut, sehingga berujung pada peningkatan penjualan.

Sumber : ukmindonesia.id

BERITA LAINNYA

Strategi Google Berhasil, 100 Juta Orang Rela Bayar Youtube Premium

Menkominfo Optimis Kemajuan Teknologi Dukung Transparansi Pemilu 2024

WhatsApp Bakal Bisa Kirim Pesan ke Telegram dan Aplikasi Chat Lain

DON’T MISS

Buy Now Or Cry Later GIF by B360 Riding-Shirts

Gif by B360ridingshirts on Giphy

Terus Gimana Dong Kalau Neuromarketing Diterapkan di UMKM?

Sebenarnya di sisi lain, neuromarketing juga bisa dimanfaatkan untuk menimbulkan rasa takut pada pelanggan. Nah, pelaku UMKM bisa mengikuti jejak Frito-Lay. Brand ini menggunakan rasa bersalah pelanggan yang ingin hidup sehat sehingga harus lebih selektif dalam memilih cemilan. Jadinya, pelanggan akan tersugesti untuk membeli produk yang mereka pasarkan yaitu produk sehat.